12 August 2008

Foto sebagai Dokumentasi Teknikal

Pada project terakhir yang aku tangani, ada hal khusus yang sampai saat ini belum pernah aku temui..
"Laporan harus disertai foto"
Sebelumnya, kami hanya cukup melampirkan hasil pekerjaan hari ini, dan dengan disaksikan oleh wakil dari klien, maka persetujuaan darinya (dalam bentuk tanda-tangan) sudah cukup mewakili.
Lalu kenapa pada pekerjaan sangat memerlukan foto sebagai lampiran pelaporan, apa tujuannya?

Dokumentasi poto bisa dikatakan supplement yang paling efektif dalam pelaporan. Dengan semakin berkembangnya teknologi digital, sebuah kamera digital dengan fokus otomatis, lampu blitz yang sudah built-in dan user friendly, dapat digunakan untuk mengambil foto dengan mudah (bandingkan dengan bentuk kamera pada 5 atau 10 tahun yang lalu).

Berikut beberapa petunjuk yang perlu dilakukan dalam pengambilan poto sebagai dokumentasi teknik.

  1. Selalu memotret gambar objek secara keseluruhan (poto overview), menggambarkan lokasi sebelum menentukan foto-foto detailnya. Sehingga acuan dari foto detail dapat segera dibuat.
  2. Ambillah potret detail secara seperlunya, sekedar untuk menggambarkan tindakan atau kondisi yang sebenarnya ingin kita katakn. Poto ini harus tercakup dalam poto overview sebelumnya.
  3. Foto kadang dapat dengan mudah menceritakan sesuatu dengan tidak seimbang. misalnya, ketika sedang membuat laporan kondisi pengecatan, jangan hanya memotret area/bagian yang cacat saja. Hal ini akan membentuk opini bagi penerima laporan bahwa seluruh area yang disurvei benar-benar rusak parah, padahal sesungguhnya mungkin hanya beberapa persen saja dari keseluruhan, begitu juga sebaliknya.
  4. Penting untuk selalu membuat catatan dari setiap poto yang telah kita ambil, sehingga memungkinkan dibuat legenda poto, yang menerangkan poto tersebut. Tujuannya agar, penerima laporan dapat segera membayangkan/menentukan dimana dan apa yang sedang dipotret itu. [yirf]
Before


After

Seja o primeiro a comentar

yirfan © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO