09 January 2009

ITS Miliki Pusat Desain Kapal Pertama di Indonesia

Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris, Selasa (29/1/2008) meresmikan Gedung National Ship Design and Engineering Centre (NaSDEC) atau Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN) yang berlokasi di Jalan Taman Teknologi.Gedung NaSDEC ini merupakan pusat desain kapal pertama di Indonesia.

Kampus ITS, ITS Online - Acara peresmian ini juga dihadiri oleh Rektor ITS, Direktur Industri Maritim dan Jasa Keteknikan, Asisten Bidang Pembangunan dan Ekonomi Provinsi Jawa Timur, wakil-wakil Departemen Perhubungan, Kelautan dan Perikanan.

Rektor ITS, Prof Ir Priyo Suprobo, MS PhD dalam sambutannya mengatakan suatu kebanggaan tersendiri bagi ITS, NaSDEC didirikan di Technopark ITS. Selain itu juga NaSDEC merupakan pusat desain kapal pertama kali di Indonesia. "Pendirian NaSDEC di ITS cukup tepat, mengingat salah satu visi ITS selain menyangkut ilmu pengetahuan dan seni juga unggul dalam industri, kelautan yang berwawasan lingkungan," ujar pria yang akrab disapa Probo ini.

Hal senada juga diungkapkan Fahmi Idris dalam sambutannya. Menurutnya, daerah yang memiliki industri melebihi 30 persen dapat dikatakan sebagai daerah industri. Dan NaSDEC sebagai cikal bakal daerah maritim.

"NaSDEC sebagai tulang punggung ITS dalam hal industri. Apalagi ITS memiliki sentra pengembangan maritim yang memadai," kata Fahmi. Tambahnya lagi, ITS dipilih karena masyarakat maritim yang mengusulkan. Di dalam negeri sendiri, kata menperin, saat ini terdapat sekitar 250 perusahaan galangan kapal yang telah menanamkan investasi US$ 1 miliar. Namun, pengembangan potensi industri galangan kapal dalam negeri masih jauh dari harapan. ''Ini merupakan salah satu langkah pengembangannya. Depperin menyediakan perangkat lunak dan perangkat keras komputer, perangkat lunak desain, serta jalan aksesnya,''paparnya. Sementara fasilitas ruangan, SDM, penunjang lainnya dari ITS.

Gedung NasDEC dibangun selama delapan bulan sejak Mei 2007. Nantinya pada tahun 2009 NasDEC akan dilepas menjadi unit yang mandiri. "Saya harap NasDEC dapat dijadikan embrio bagi pengembangan kegiatannya sehingga nanti dapat berdiri secara mandiri," papar Fahmi.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perdagangan dan Industri Jawa Timur, Ir Cipto Budiono MM Jatim akan membangun cluster-cluster kapal di Lamongan dan salah satunya yang akan menjadi prioritas adalah ITS. Hal ini guna memenuhi kebutuhan kapal nasional. Dan dibangunnya NaSDEC ini mendukung program Pemprov Jatim.

Asisten Bidang Pembangunan dan Ekonomi Propinsi Jatim, Chairul Djaelani, juga mengatakan Indonesia ke depan butuh sekali kapal yang menyangkut pertahanan laut. Karena akan ada banyak aspek yang akan kita dapatkan jika kita mampunyai pusat desain. Aspek perdagangan overseas yang selama ini masih banyak dipegang oleh kapal-kapal asing, aspek kemandirian bangsa, bangkitnya industri dan armada kapal nasional sebagai pendukung pusat jasa Asia Pasifik serta aspek penyerapan tenaga kerja pada sektor-sektor tersebut.

"Jika industri bangkit maka akan menambah kepercayaan diri bangsa Indonesia, dan dengan adanya pusat desain kapal diharapkan dapat mendukung perindustrian Jatim," cetus Chairul.

Sementara itu, Ketua NaSDEC Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc mengatakan, sebenarnya pusat desain kapal ITS sudah dimulai sejak 2006. Namun peresmian penggunaan gedung baru dapat dilaksanakan sekarang. Beberapa produk desain kapal seperti kapal tanker, desain kapal penyeberangan mulai 150 GT-1500 GT, desain kapal penumpang barang, desain self propeller oil barge, dan desain kapal patroli cepat telah dihasilkan.

Indonesia mempunyai sekitar 309 galangan kapal di seluruh Indonesia. Di sisi lain, Korea Selatan yang hanya mempunyai galangan kurang dari sepuluh mampu merajai industri perkapalan dunia. "Sangat ironis jika kita yang mempunyai potensi galangan kapal begitu besar bisa kalah dalam persaingan industri ini," jelas Triwilaswandio.

Dalam kinerjanya nanti, NaSDEC akan akan melibatkan 50 desainer kapal dan 30 engineer. "Sampai saat ini kita masih melayani pesanan dengan kapasitas 6500 TWT, namun kedepan kita berusaha menciptakan kapal efisien bahan bakar sehingga akan mempengaruhi biaya operasional,"pungkas Triwilas yang juga menjabat sebagai Ketua Jurusan Teknik Perkapalan.

Fakultas Teknologi Kelautan, ITS Online - Peresmian gedung baru ini boleh jadi akan menjadi tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia, khususnya masyarakat maritimnya, dalam memperkuat karsa dan meningkatkan upaya pengembangan industri maritim di Indonesia. Namun, hendaknya jangan dilupakan bahwa gedung yang indah dan "new millennium-like" ini juga harus diisi dengan visi, misi, tujuan, strategi dan program-program yang bermuara pada mutu hasil desain kapal yang baik dan semaksimal mungkin mencapai reputasi internasional. Salah satu upaya utama untuk mencapai ini adalah adanya sinergi antara Pusat ini dengan galangan-galangan kapal dan pemangku kepentingan (stake holders) terkait lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan sinergi ini, Pusat ini akan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menghasilkan desain-desain kapal yang lebih baik dan optimal.

Selanjutnya, ada dua kata kunci pada nama Pusat ini, yaitu desain (design) dan rekayasa (engineering). Implikasi dari nama ini adalah bahwa commitment NaSDEC seharusnya tidak hanya pada kegiatan desain saja, tetapi juga pada kegiatan rekayasa, dan kedua kegiatan ini dapat diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Artinya, kegiatan desain harus mempertimbangkan rekayasanya, sehingga desain kapal yang dihasilkan dapat memberikan kemudahan dalam pembangunan kapalnya sesuai dengan standar-standar teknik yang berlaku. Konsep ini biasa dikenal dengan konsep design for engineering, atau lebih spesifik design for production. Dengan menerapkan konsep ini, tahap-tahap desain dan produksi kapal dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien.

Ruang lingkup kegiatan desain
Kegiatan desain kapal di NaSDEC seharusnya tidak hanya project-oriented (mengerjakan proyek-proyek desain kapal dari pihak luar yang bersifat rutin), tetapi justru yang lebih penting adalah untuk mempromosikan kegiatan-kegiatan riset dalam desain kapal yang lebih bersifat innovatif (memodifikasi desain kapal yang ada agar lebih optimal) dan kreatif yaitu temuan-temuan dan terobosan-terobosan baru (invention atau breakthrough) dalam desain kapal. Hal ini seiring dengan definisi yang diberikan oleh Professor John Gero dan kawan-kawan dari University of Sidney, Australia, dalam Laporan Teknis dengan judul "Chunking structural design knowledge as prototypes" pada Januari 1998 yang membedakan klas-klas desain sebagai routine, innovative dan creative designs, dan produk desain yang telah ada dipandang sebagai suatu prototype. Routine design adalah desain dimana problemnya ditentukan dengan baik dan permintaan klien dimengerti dengan baik. Produk baru dihasilkan dari pen-detail-an suatu prototype tanpa mengubah prototype tersebut secara fundamental. Innovative design adalah desain yang memodifikasi suatu prototype atau mengkombinasikan dua atau lebih prototype untuk membuat sebuah produk baru dengan menggunakan deskripsi-deskripsi atau sifat-sifat dari prototype. Creative design, yang juga dikenal sebagai prototype creation, adalah desain yang melibatkan pengembangan produk-produk desain baru yang secara partial hanya ditentukan pada permulaan dan persyaratan-persyaratan fungsional serta sifat-sifat obyek tidak perlu diketahui secara lengkap.

Disamping itu, state-of-the-art (perkembangan atau kemajuan terkini) bidang desain kapal harus selalu diikuti, diperhatikan dan, jika memungkinkan, diimplementasikan. Termasuk implementasi konsep design re-use (daur ulang desain) untuk memperbaiki proses desain seyogyanya dipertimbangkan. Kelebihan dari konsep ini adalah, pertama, dengan menggunakan desain lama sebagai desain awal, maka proses desain kapal dapat dipercepat, kedua, mengurangi banyak pekerjaan yang diperlukan untuk pembuatan desain karena desainer tidak perlu merancang dari awal, dan ketiga, mendapatkan hasil desain yang lebih memenuhi permintaan pemesan.

Dalam konteks jenis kapal, desain kapal yang dihasilkan oleh NaSDEC paling sedikit harus diorientasikan pada butir-butir yang ada dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional. Artinya, fokus dari NaSDEC seharusnya tidak hanya pada jenis-jenis kapal niaga saja, tetapi juga pada kapal-kapal perang, yang mungkin pada saat ini untuk jenis kapal yang lebih sederhana proses desainnya, misalnya kapal patroli. Dengan demikian, NaSDEC dapat ikut mendukung program pemerintah dalam memperkuat sistem pertahanan nasional.

Kelembagaan
Meskipun lokasi NaSDEC berada di Kampus ITS dan sementara ini kegiatannya dijalankan oleh SDM bidang Teknologi Kelautan, khususnya Teknik Perkapalan, yang ada di ITS, sesuai dengan namanya kelembagaan NaSDEC harus melibatkan SDM dari berbagai stakeholders yang terkait dalam lingkup nasional. Dengan kata lain, Pusat ini harus merupakan sinergi dari unsur-unsur yang terlibat yang meliputi Departemen Perindustrian, Departemen Perhubungan, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), Industri Galangan Kapal, Industri Pelayaran, Biro Klasifikasi, Pengguna (User), misalnya BUMN, swasta, dan lain-lain, TNI-AL, Perbankan, Lembaga Penelitian/Pengkajian Desain Kapal, Perguruan Tinggi, dan lain-lain.

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana bentuk struktur organisasi dari Pusat ini yang mencerminkan sinergi diatas? Tentunya jawaban dari pertanyaan ini akan sangat bervariasi dan akan dapat didiskusikan lebih jauh. Bentuk ini dapat dipandang dari berbagai segi tergantung pada visi dan misi dari yang memandangnya. Namun demikian, ada sebuah pendekatan yang sangat sederhana yang mungkin dapat digunakan dalam menentukan bentuk struktur organisasi ini paling tidak untuk program kerja jangka pendek, yaitu struktur organisasi ini dapat ditentukan menyerupai struktur organisasi suatu perusahaan pada umumnya, dimana terdapat Dewan Komisaris yang merupakan tingkat tertinggi. Yang duduk dalam Dewan Komisaris adalah perwakilan-perwakilan dari stakeholders diatas. Kemudian, Dewan Komisaris ini membawahi Direksi sebagai Pelaksana Harian dari kegiatan Pusat ini. Direksi ini dapat tediri dari Direktur Utama yang membawahi beberapa Direktur Bagian. Selanjutnya Dewan Direksi ini membawahi pelaksana operasional yang dapat meliputi Design Office, Office Staff dan Professionals.

SDM NaSDEC
Agar NaSDEC dapat menjadi centre of excellence (pusat unggulan), SDM yang menjadi pelaksana kegiatan desain kapal harus benar-benar mempunyai kompetensi yang diperlukan, profesional dan mempunyai commitment yang tinggi. SDM dari stakeholders NaSDEC harus betul-betul dimanfaatkan secara optimal. Khususnya SDM dengan latar belakang bidang keahlian Perancangan Kapal seharusnya secara optimal dilibatkan dalam Tim Desain pada Design Office baik sebagai Principal Designers, Senior Designers ataupun Assistant Designers. Tim ini dapat melakukan proses desain, kajian-kajian dan riset dalam bidang desain kapal yang diarahkan pada desain kapal innovatif dan kreatif.

Kemudian, untuk lebih memperkokoh kelembagaan dari NaSDEC, maka SDM, terutama para desainer muda (fresh graduates), juga harus ditingkatkan kemampuannya dan selalu diciptakan learning process sehingga mereka akan selalu meningkatkan kemampuannya. Peningkatan kemampuan ini dapat dilakukan melalui pendidikan formal (mengambil program studi lanjut) yang pendanaannya dapat dicarikan melalui program bea siswa, atau mengikutkan mereka dalam training atau pelatihan-pelatihan dalam bidang desain kapal. Khusus untuk studi lanjut, topik tesis atau disertasi dari SDM yang mengikutinya dapat diambil dari pengembangan dari proyek desain kapal yang sedang mereka tangani.

Pelayanan pada masyarakat
NaSDEC harus dapat melayani needs (kebutuhan) dari berbagai masyarakat industri perkapalan dan kelautan dalam berbagai tingkatan, mulai dari tingkat pelayaran rakyat sampai pelayaran samudera. Lingkup kegiatan juga tidak hanya menghasilkan desain kapal yang optimal, tetapi juga pada konsultasi dan pelatihan tentang desain kapal termasuk pelatihan tentang pengujian desain kapal, seperti pengujian di laboratorium hidrodinamika.

Akhirnya, kita semua tentunya berharap bahwa NaSDEC jangan hanya seumur jagung. Kunci dari keberlanjutannya adalah kebersamaan dari seluruh unsur yang terlibat dalam Pusat ini, bukan hanya sekelompok kecil SDM saja. Semoga NaSDEC selalu jaya.

Dr. Ir. Djauhar Manfaat, M.Sc.
Dekan Fakultas Teknologi Kelautan ITS

Credit to :Heinz369

Seja o primeiro a comentar

yirfan © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO