15 April 2009

MoU Pembiayaan Perkapalan

Dalam acara Workshop Dunia Usaha "Peluang Pembiayaan Industri Pelayaran Nasional" tersebut, dilakukan juga penandatanganan dua Memorandum Of Understanding (MoU).

MoU yang pertama antara PT Bank CIMB Niaga dengan PT Wintermar. Dukungan ini merupakan dukungan PT Bank CIMB Niaga dalam kegiatan pembiayaan satu unit kapa 48 meter utility vessel MPV dan satu unit kapal 50 meter AHT 5200 HP dengan rencana pembiayaan sekitr USD 10 juta.

MoU yang kedua yakni antara PT PANN (Persero) dalam kegiatan pembiayaan dengan 3 perusahaan perkapalan, yaitu :

1. PT Putra Jaya Offshore. Sebesar USD 14 juta untuk membiayai dua kapal unit kapal utility support vessel.
2. PT Samudra Rezeki Permata. Sebesar USD 3,96 juta untuk membiayai dua unit kapal crew boat 24 pax
3. PT Artha Jaya Sejahtera. Sebesar USD 20,5 juta untuk membiayai satu unit kapal general cargo 6500 DWT dan satu unit kapal tanker.


Selain itu, Muliaman juga menilai bahwa perlu adanya keterbukaan dalam pembiayaan industri pelayaran di Indonesia.

Dengan adanya keterbukaan tersebut, baik perbankan dan lembaga keuangan dapat hambatan-hambatan dan risiko menjadi lebih terukur serta perbankan dan lembaga keuangan lebih mudah bagi untuk memberikan kreditnya.

"Pertumbuhan kredit di sektor industri pelayaran sangat diharapkan, oleh karena itu BI merasa perlu mencari peluang-peluang dan mengembangkan potensi yang ada," ujar Muliaman.

Ia menjelaskan, pinjaman dari perbankan menjadi tidak jalan dikarenakan terbatasnya informasi yang menyebabkan tidak adanya lending.

"Melalui forum diskusi ini maka diharapkan akan membuka mata kita semua, dapat terbuka hambatan-hambatan dan risiko yang terdapat dalam industri pelayaran ini," jelas Muliaman.

Di dalam industri pelayaran, lanjut Muliaman, diharuskan adanya transparansi, industri ini merupakan bisnis terbuka dan berpotensi besar timbul kerawanan-kerawanan, maka dari itu dengan adanya keterbukaan maka perbankan dan lembaga keuangan dapat melakukan pengawasan dalam pemberian kreditnya.

"Jika dilihat hulu dan hilir maka potensi industri ini sangat besar untuk dibiayai, namun karena belum secara mendalam dipelajari maka perbankan dan lembaga keuangan belum mengerti risiko yang ada," paparnya.

Muliaman juga mengatakan, kerjasama antar perbankan dan pelaku industri pelayaran harus berjalan seimbang agar tercipta iklim yang baik dan berkurangnya risiko kredit macet.

"Ada dua hal yang perlu diperhatikan yakni ability to pay atau kemampuan kembali membayar dan yang kedua yakni willingness to pay atau keinginan untuk membayar," tutur Muliaman.
(dru/lih)
sumber : detik.com

Seja o primeiro a comentar

yirfan © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO